Bagi kalian yang sudah pernah membaca tulisan saya tentang
wisata kuliner berbuka puasa dengan bubur India saat Ramadahan di Semarang,
mungkin saja bertanya-tanya mengapa begitu istimewanya bubur tersebut sehingga
banyak pihak yang meliputnya.
Sejarah Bubur India bisa dibilang sangat panjang sejak 120
tahun yang lalu, bahkan mungkin bisa lebih lama dari itu.
Sejarah bubur india atau yang juga disebut bubur koja
berawal pada masa pemerintahan Hindia-Belanda. Pada saat itu, banyak warga Koja
yang tinggal di Kota Semarang. Setiap kali mereka selesai berdagang, mereka
tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan mampir dahulu ke sebuah masjid yang
berdiri di tanah wakaf Khalifah Natar Sab asal Gujarat, yang sekarang disebut sebagai
daerah Pekojan. Mereka menunggu di masjid hingga adzan maghrib dan berbuka
puasa dengan bekal yang masing-masing mereka bawa, yaitu bubur. Kemudian kebiasaan
itu berlanjut, hingga sekarang menjadi tradisi tetap setiap Ramadhan di Masjid Jami’
Pekojan.
Bubur India ini tidak ada bedanya dengan bubur seperti
biasanya yang juga terbuat dari beras. Namun ada yang unik dari bubur ini. Bubur
ini dibuat dengan diisi dengan berbagai macam sayuran seperti wortel, kol, daun
bawang dan seledri. Sedangkan untuk bumbunya, menggunakan kelapa, penyedap
rasa, jahe, kayu manis, bawang merah, bawang putih, daun pandan, daun salam,
lengkuas dan serai. Rasa dan aroma bubur ini juga sedikit berbeda dengan
bubur-bubur yang lain karena menggunakan rempah-rempah yang melimpah. Sehingga aroma
rempahnya bisa tercium dengan kuat dan terasa gurih.
Cara memasak bubur ini sejak dari dulu tetap menggunakan
cara yang sama, yakni menggunakan kayu bakar. Alasan mengapa hingga sekarang
tidak menggunakan alat-alat memasak moderen karena dikhawatirkan dapat merubah
rasa khas dari bubur tersebut.
Menurut pengurus Masjid Jami’ Pekojan, setiap harinya
dibutuhkan sekitar 14-20 kilogram beras dan 20 butir kelapa sebagai bahan
membuat buburnya. Dalam proses memasaknya juga membutuhkan waktu yang tidak
sebentar, yakni sekitar 3,5 jam. Oleh karena itu setiap setelah Dhuhur para
pengurus masjid sudah memulai mempersiapkan untuk memasak bubur india.
Hingga sekarang tradisi berbuka dengan bubur india pada saat
Ramadhan tiba masih berjalan. Bahkan sudah terkenal hingga ke luar daerah Kota
Semarang. Tidak jarang juga banyak para pelancong dan para musafir yang sengaja
mampir ke Masjid Jami’ Pekojan untuk mencicipi bubur india yang khas itu.
Jika kalian ada yang tertarik untuk mencoba nikmatnya Bubur
India, silahkan kalian mampir ke Kampung Pekojan ketika Ramadhan tiba. Selamat menikmati.
No comments:
Post a Comment