Setelah kemarin sedikit membahas tentang sejarah bubur india,
sekarang saya akan membahas sedikit tentang warga Koja yang mengadakan tradisi
buka puasa dengan bubur india di Kampung Pekojan Semarang.
Mungkin ada beberapa dari kalian yang bertanya-tanya,
siapakah yang disebut sebagai warga Koja itu dan dari mana kah asal usul
mereka? Apakah mereka warga asli Indonesia atau bukan? Silahkan simak sedikit
cerita dari saya di bawah ini.
Warga Koja adalah warga Indonesia yang memiliki keturunan
Pakistan-Indonesia. Selain disebut Koja, warga Indonesia keturunan etnis
Pakistan ini juga disebut sebagai warga Khoja, Kujo dan Tambol. Nenek moyang
warga Koja ini berasal dari daerah Cutch, Kathiawar dan Gujarat, wilayah yang
ada di India yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun mereka lebih
memilih disebut sebagai warga Pakistan karena faktor agama.
Warga Pakistan yang sebagian besar merupakan pedagang ini
melakukan perjalanan menyeberangi lautan hingga ada yang singgah di wilayah
Indonesia. Selain berdagang, mereka juga berdakwah menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Tapi tidak sedikit dari warga Pakistan ini menjadi betah tinggal di Indonesia. Akhirnya
mereka menetap di Indonesia dan ada juga yang membangun sebuah keluarga dengan
menikahi orang-orang pribumi. Meski ada beberapa warga Pakistan ini yang
menikah dengan sesama warga Pakistan tapi tetap tinggal dan berdagang di
Indonesia. Mereka yang menikah dengan orang pribumi ini yang kemudian
melahirkan orang-orang keturunan etnis Pakistan di Indonesia.
Pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, seperti layaknya
etnis Tionghoa dan Arab yang ada di Indonesia, banyak warga etnis Pakistan yang
ikut berjuang melawan Belanda. Namun warga etnis Pakistan ini tidak bisa hidup
membaur dengan masyarakat pribumi. Karena pemerintah Hindia-Belanda khawatir
jika etnis-etnis tersebut bersatu bersama rakyat pribumi, mereka dapat
melakukan pemberontakan kepada pemerintah Hindia-Belanda. Oleh karena itu
muncullah Kampung Pekojan seperti munculnya kampung Pecinan di Indonesia.
Kedatangan warga Pakistan ini ke Indonesia dipelopori oleh
Syekh Jamaluddin Akbar dari Gujarat. Beliau bersama putra-putranya berdakwah
hingga jauh ke seluruh pelosok Asia Tenggara dan akhirnya sampailah di
Nusantara. Pada tahun 1877, pemerintah Hindia-Belanda membangun pelabuhan
Tanjung Priok, Jakarta Utara, menjadi pelabuhan moderen. Kemudian datanglah
para pedagang dari Arab, India, China dan dari daerah luar Nusantara dengan
berbondong-bondong untuk berdagang di Indonesia.
Pada awalnya orang-orang Koja ini terpusat tinggal di
wilayah Semarang, Jawa Tengah. Terutama di wilayah Pekojan dan Petolongan. Kalau
sekarang tepatnya ada di sebelah utara Pasar Johar Semarang. Namun sekarang ini
warga Koja banyak yang sudah tinggal di luar wilayah Kota Semarang, bahkan
sampai ke seluruh Indonesia.
Demikian sedikit cerita saya tentang siapakah warga Koja
itu. Semoga bisa memberikan sedikit pengetahuan dan berguna bagi para pembaca
sekalian.
Sumber: wikipedia
No comments:
Post a Comment