Pages

Saturday, November 1, 2014

Memperindah Tampilan Rumah dengan Gebyok Ukir dari Blimbingrejo



Selamat berjumpa lagi dengan saya. Seperti tulisan saya sebelumnya, akan membahas obyek wisata yang luar biasa. Kali ini saya akan menunjukkan sebuah obyek sentra budaya di Jepara.


Kabupaten Jepara sudah terkenal sentra budaya berupa ukiran kayu. Berbagai macam jenis hasil karya berupa ukiran kayu dihasilkan di kota kecil ini. Tak hanya meja dan kursi saja, namun juga tempat tidur almari dan lain sebagainya.

Salah satu hasil karya ukiran kayu di Jepara adalah Gebyok[1]. Lokasi yang saya kunjungi adalah Desa Blimbingrejo, Kecamatan Nalumsari, sebagai desa sentra gebyok ukir. Desa ini terletak 29 kilometer dari pusat kota Jepara, di dekat perbatasan Jepara-Kudus. Untuk datang ke desa ini mungkin akan sangat sedikit membingungkan karena hingga sekarang belum ada penanda khusus untuk menuju desa tersebut. Jika berangkat dari kota, saya berpatokan dari patung identitas macan kurung untuk mencari desa ini. Letaknya 200 meter dari jalan raya menuju ke selatan.


Menurut kepala desa Blimbingrejo, desa ini sudah menjadi sentra gebyok ukir sejak tahun 1980-an hingga sekarang. Saat ini di desa tersebut sudah ada 90 orang pengrajin, dengan jumlah total pekerja mencapai lebih dari 300 orang. Karena dari setiap pengrajin besar bisa memperkerjakan 6-14 orang, sedangkan untuk pengrajin kecil biasanya memperkerjakan sebanyak 2-3 karyawan saja.

Gebyok ukir ini terbuat dari bahan kayu jati yang berkualitas. Karena gebyok ukir ini dibuat untuk tujuan agar dapat bertahan lama ketika difungsikan sebagai pintu masuk sebuah rumah.  Dari beberapa pengrajin yang saya temui, ukuran dari gebyok ini bisa bermacam-macam tergantung pesanan dari pelanggan. Untuk ukuran yang paling kecil biasanya berukuran 1,2 x 2,5 meter. Tentu saja untuk gebyok sebagai pintu depan sudah dilengkapi dengan pintu kupu tarung[2]. Untuk yang berukuran besar bisa mencapai 2,7 x 4 meter. 

Untuk harga yang dipatok juga bisa bervariasi, semua tergantung dari ukuran dan jenis ukirannya. Selain itu lama pengerjaan juga bervariasi sekitar satu minggu hingga satu bulan. 


Jika kalian ada yang tertarik suka menghiasi rumah agar lebih indah, tidak ada salahnya kalian mampir di Desa Blimbingrejo ketika berkunjung ke Jepara. Karena di sini kalian bisa menemukan berbagai macam model gebyok dengan berbagai macam ukuran gebyok. Bisa dipastikan jika dengan menggunakan gebyok dari desa ini, rumah kalian akan terlihat lebih indah dan terkesan tradisional namun mewah. 

Nah, itulah sedikit cerita saya ketika berkunjung ke Sentra Gebyok Ukir di Desa Blimbingrejo. Sampai jumpa lagi di cerita perjalanan selanjutnya di lain waktu. Terima kasih.


[1] Gebyok: Salah satu furniture khas jawa yang berupa partisi, sehingga dapat difungsikan sebagai penyekat antar ruangan. Tidak jarang gebyok juga difungsikan sebagai pintu masuk rumah.
[2] Pintu kupu tarung: pintu yang terdiri dari dua buah daun pintu yang berukuran dan berbentuk simetris.

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Lazy Chair: Furnimart lazy chair, that made from canvas, easy to cleaning, and the most important it's easy to carry everywhere, this lazy chair perfect for picnic or for the corner of your room, this lazy chair is the best choice for your home.
Find this cool stuff here: http://zocko.it/LFLyr

6 comments:

  1. wah kalo masalah harga, langsung aja ke pengrajinnya Gan ^_^

    ReplyDelete
  2. Gebyog yang dari kayu jati sangat mahal, apa lagi jika kayu jatinya sudah berumur ratusan tahun. Rumah orang tua saya sangat klasik joglo gaya Solo. Gebyog pada pembatas antara rumah depan dan belakang ada tulisan tahun 1879. Gebyognya dari kayu jati dengan umur di atas 100 tahun. Kayunya hitam dan jika dipaku dengan paku biasa pakunya bengkok, dengan paku baja baru bisa dipaku. Sungguh indah memang, namun kelihatan serem. Bagi yang jarang melihatnya pasti kagum. Ayah saya sangat bangga dengan gebyog ini, karena ini merupakan warisan dari kakeknya sejak jaman Belanda dulu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kalo dari kayu jati memang mahal. Untuk ukuran yang kecil saja masih sekitar dua jutaan, apalagi yang besar. Wah, kalo jati tua harganya bisa sampai ratusan juta, mas. Perlu dilestarikan, Mas. mengingat rumah joglo gaya tradisional sekarang sudah jarang. kalopun ada biasanya terbuat dari bahan kayu jati biasa, masih kalah dengan kayu jati yang dipakai rumah-rumah joglo jaman dulu.

      Delete
  3. Replies
    1. iyu bu indah banget. bahkan harganya juga indah, bikin dompet langsing ^_^;

      Delete